Naskah Pidato Pengurangan Resiko Bencana


ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Karya : Afdina Melya G.F


Assalamualaikum w.w. Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang terhormat dewan juri, yang saya hormati Bapak/Ibu guru pendamping, serta segenap teman-teman peserta lomba yang mudah-mudahan selalu berbahagia.
           
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah senantiasa melimpahkan kasih sayang-Nya sehingga kita dapat bertemu pada kesempatan yang berbahagia ini dalam keadaan sehat tak kurang suatu apa pun.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya akan sedikit menyinggung permasalahan pokok mendasar yang kita hadapi baru baru ini, yaitu mengenai “Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana”
            
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bumi yang kita tinggali ini semakin tua dan tidak terawat. Saat ini musim hujan dan kemarau menjadi tidak tentu. Suhu bumi semakin panas, badai, banjir dan kekeringan semakin sering terjadi dimana-mana. Ketika iklim berubah, semakin banyak bencana terjadi dan kita harus melakukan adaptasi perubahan iklim. Ini disebabkan oleh perilaku manusia yang mulai menggunakan mesin untuk mempermudah hidupnya dan penebangan hutan yang mempengaruhi perubahan komposisi gas di atmosfer secara besar-besaran.
            
Kita sudah mengetahui  sebagian dari akibat pemanasan global ini yaitu mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching (pemutihan karang) menyebabkan tingginya suhu air laut tidak normal, tingginya tingkat sinar ultraviolet, kurangnya cahaya, tingginya tingkat kekeruhan, kadar garam yang tidak normal, polusi dan gelombang badai besar. Kita juga telah mengetahui siapa yang akan terkena dampak paling besar, yaitu Negara pesisir pantai, Negara kepulauan, dan daerah Negara yang ang berkembang seperti Asia Tenggara.
            
Selama bertahun-tahun kita telah terus menerus melepaskan karbondioksida ke atmosfir dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batubara, gas bumi dan minyak bumi. Hal ini telah menyebabkan meningkatnya selimut alami dunia, yang menuju kearah meningkatnya suhu iklim dunia, dan perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi juga mematikan.
            
Indonesia sebagai negara berkembang yang sistem ekonominya tidak stabil, akan lebih rentan pada dampak buruk perubahan iklim, diantaranya : meningkatnya permukaan air laut, banjir dimana-mana, meningkatnya berbagai penyakit (misal :Demam berdarah), kerusakan infrastruktur (peningkatan permukaan air laut dibeberapa tempat dapat merendam jalan raya, iklim yang ekstrim dapat merusak bangunan), kebakaran hutan, kegagalan panen dan kurangnya persediaan air bersih.

            

Diperlukan sebuah skenario pembangunan yang beradaptasi dengan baik, untuk mengatasi bencana perubahan iklim di masa depan. Presiden SBY menyampaikan, “Bersama dengan banyaknya bencana alam yang menimpa banyak negara, pengurangan risiko bencana (PRB) menjadi semakin penting. Saya mengikut-sertakan kepentingan yang besar dalam upaya-upaya meningkatkan kapasitas PRB untuk meminimalisir kerentanan dan risiko bencana. Dalam kasus Indonesia, ini juga sangat penting untuk membantu memastikan keberlanjutan upaya-upaya pengembangan.”

            
Dalam perspektif bencana, dengan dikeluarkannya Undang-undang tentang Penanggulangan Bencana (UU Nomor 24 tahun 2007) maka pengelolaan resiko bencana harus menjadi satu potret utuh dimana pencegahan bencana terkait dengan upaya adaptasi. Oleh sebab itu adanya strategi dan harmonisasi agenda nasional atau daerah mengenai adaptasi terhadap perubahan iklim ke dalam strategi penanggulangan bencana di masing-masing wilayah menjadi langkah yangmendesak dan tepat. Sampai saat ini, informasi dan pemahaman yang terintegrasi dan menyeluruh terkait bencana dan adaptasi akibat perubahan iklim di Indonesia masih merupakan sesuatu yang langka dalam pengelolaan bencana atau kebijakan perubahan iklim. Kondisi ini berpengaruh pada strategi penanggulangan bencana dan adaptasi yang diberlakukan atau akan menjadi rencana kebijakan pembangunan nasional atau daerah.
            
Oleh sebab itu dalam kerangka pengintegrasian persoalan penanggulangan bencana dalam bingkai adaptasi perubahan iklim, dibutuhkan adanya pemahaman yang utuh antara adaptasi perubahan iklim dan prosedur serta sistem penanggulangan bencana melalui kemampuan untuk mengidentifikasi praktek pengurangan resiko dan dampak bencana dalam bingkai adaptasi perubahan iklim. Dengan demikian proyek adaptasi sepatutnya turut dalam memberikan pemikiran dan konsepnya mengenai penanggulangan bencana dalam bingkai adaptasi perubahan iklim dan menyusun strategi kampanye dan pendidikan mengenai perubahan iklim dan penanggulangan bencana di daerah masing-masing.
            
Mari ajak masyarakat sekitar kita untuk siaga. Teutama yang paling rentan terkena dampak buruk perubahan iklim. Ajaklah semua orang melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan. Kini saatnya kita berperan. Lestarikan bumi kita sebagai wujud syukur kita kepada Sang Maha Pencipta. Hidupkanlah jati diri kita sebagai rakyat yang bermartabat. Berikan hak-hak anak cucu kita berupa alam yang menarik untuk kelangsungan hidup segenap komponen nusa dan bangsa.
            
Sekiranya, hanya ini yang dapat saya sampaikan. Semoga apa yang saya sampaikan dapat memberi manfaat bagi kita semua. Mohon maaf apabila ada kata yang kurang berkenan di hati hadirin semua. Akhir kata, tiada yang paling tepat selain ucapan terima kasih kepada hadirin semua atas waktu dan perhatian yang telah hadirin berikan.

Sekian dari saya. Wassalamualaikum w.w.

Komentar